OVO | Cerdas Finansial – Sebagai investor pemula, mungkin kamu akan sedikit bingung menentukan berinvestasi di deposito atau reksadana. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu mengetahui perbedaan reksadana dan deposito terlebih dahulu.
Dari segi risiko, kedua jenis investasi ini memiliki risiko yang cukup minim, sehingga cukup aman untuk dipilih sebagai investasi oleh pemula.
Namun, jika melihat dari keuntungan yang didapat, bunga reksadana biasanya lebih besar dibandingkan bunga deposito.
Sebagai pertimbangan kamu, berikut ini perbedaan antara reksadana dan deposito yang harus kamu pahami.
Perbedaan reksadana deposito
Tabel ini akan menjabarkan secara singkat perbedaan antara reksadana dan deposito, simak baik-baik, ya.
Perbedaan | Reksadana | Deposito |
Pengelola | Dikelola oleh manajer investasi. | Dikelola oleh bank dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) |
Aturan investasi | Dana reksadana bisa dibeli dan dijual kapan saja, tanpa ada biaya. | Dana harus mengendap terlebih dahulu minimal 1 bulan. Jika diambil sebelum jatuh tempo bisa terkena penalti. |
Aturan kena pajak | Reksadana tidak termasuk aset yang terkena wajib pajak. | Ada pajak sebesar 20% untuk keuntungan deposito. |
Modal | Modal reksadana cukup terjangkau, mulai dari Rp10 ribu. | Modal untuk deposito cukup besar. Minimal adalah Rp10 juta. Tapi sekarang, beberapa bank bisa mengajukan deposito dengan minimal modal Rp5 juta. |
Risiko | Tidak ada jaminan perlindungan dana investor. | Dijamin oleh LPS, sehingga jika bank bangkrut, maka dana deposito kamu bisa kembali. |
Imbal hasil | Imbal hasil yang diperoleh tidak menentu tergantung pergerakan pasar. | Bunga yang ditetapkan adalah sama, sehingga imbal hasil yang diterima sudah pasti. |
Itu dia beberapa penjabaran singkat terkait perbedaan antara reksadana dan juga deposito yang wajib kamu ketahui.
Kelebihan dan kelemahan reksadana vs deposito
Agar semakin jelas, berikut ini beberapa kelebihan dan kelemahan reksadana vs deposito, serta simulasi keuntungannya.
1. Reksadana
Kelebihan:
- Investasi di reksadana akan dikelola oleh manajer investasi yang terpercaya dan juga profesional, sehingga kamu tak perlu pusing memikirkan penempatan aset investasi kamu.
- Sifat likuiditas reksadana cukup tinggi, sehingga kamu bisa membeli maupun menjual reksadanamu kapan saja, tanpa dikenakan biaya.
- Ada banyak pilihan reksadana yang bisa kamu pilih sesuai dengan profil risiko.
- Modal kecil, mulai dari Rp10 ribu kamu sudah bisa berinvestasi reksadana
- Adanya diversifikasi investasi, di mana aset kamu ditempatkan tidak hanya pada satu instrumen investasi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian.
- Cocok dipilih oleh pemula dan bisa dilakukan lewat aplikasi.
- Tidak dikenai pajak.
- Aman karena nilainya cenderung stabil dan minim risiko.
Kekurangan:
- Tidak ada jaminan dari LPS, sehingga ketika kamu mengalami kerugian, aset kamu akan hilang.
- Ada risiko likuiditas, di mana perusahaan reksadana terlambat atau gagal bayar untuk investasi kamu.
- Risiko saham dan obligasi bangkrut, di mana kedua instrumen tersebut biasanya digunakan untuk penempatan investasi reksadana.
- Risiko penutupan reksadana jika dana yang dikelola sedikit atau kurang dari ketentuan.
Meskipun produk reksadana dianggap sebagai salah satu investasi yang aman dan menguntungkan, tetap saja ada risikonya.
Jika kamu tertarik membeli reksadana, kamu bisa membeli reksadana di OVO | Invest. Untungnya, pada fitur OVO | Invest, terdapat informasi terkait produk reksadana yang akan kamu pilih, sehingga kamu bisa membandingkan produk secara langsung.
2. Deposito
Kelebihan:
- Dijamin oleh LPS, sehingga kalau bank mengalami bangkrut, dana deposito kamu bisa kembali maksimal Rp2 miliar.
- Keuntungan yang diperoleh sudah pasti karena tidak dipengaruhi oleh pergerakan pasar.
- Suku bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa.
Kekurangan:
- Modal di awal harus besar, minimal Rp10 juta.
- Tidak bisa diambil kapan saja, sebab dana harus mengendap minimal 1 bulan. Jika diambil sebelum jatuh tempo akan dikenakan pinalti.
- Ada pajak keuntungan deposito sebesar 20%.
- Lemah terhadap inflasi.
- Nilai investasi tidak bertambah karena sesuai dengan bunga yang sudah ditentukan di awal.
Lebih baik mana, reksadana atau deposito?
Jika kamu bertanya, mana yang lebih baik reksadana atau deposito, jawabannya disesuaikan dengan tujuan investasi kamu dan profil risiko.
Jika kamu menginginkan keuntungan yang sudah pasti dan takut mengambil risiko lebih, kamu bisa memilih investasi deposito.
Namun, jika kamu tidak mau menunggu pencairan investasi yang lama karena dana harus mengendap, kamu bisa memilih investasi reksadana.
Investasi reksadana ada banyak, kok. Jika kamu tidak ingin investasi pada produk resiko yang tinggi, kamu bisa memilih investasi reksadana pasar uang.
Jika kamu ingin keuntungan tinggi, kamu bisa memilih reksadana saham. Karena keuntungannya besar, risikonya pun besar, ya.
Salah satu produk investasi reksadana yang bisa kamu pilih adalah reksadana pasar uang SOBAT dari OVO | Invest.
Selain minim risiko, kamu bisa langsung berinvestasi dengan modal Rp10 ribu saja. Potensi imbal hasil yang akan kamu dapatkan adalah 4% per tahunnya. Lumayan, bukan?
Lalu, berapa keuntungan reksadana dalam satu tahun?
Apabila kamu rutin investasi Rp10 ribu per hari di OVO | Invest, maka dalam jangka waktu dua tahun, keuntungan yang akan kamu peroleh adalah sekitar Rp7.488.000.
Hasil ini cukup lumayan dibandingkan dengan kamu hanya menabung biasa. Yuk, segera daftar OVO | Invest sekarang juga dengan klik link berikut ini.
Baca juga artikel lainnya di OVO Cerdas Finansial
< Jenis Investasi yang Tepat untuk Pemula
< Tips Aman Investasi Online untuk Pemula
< Tips Beli Cincin Emas Biar Tak Rugi
< Ide Kado Natal Spesial untuk Keluarga
< Cara Belajar Reksadana Modal Rp10 Ribu
< Investasi Berlian, Apakah Menguntungkan?
< 9 Isi Seserahan Pernikahan yang Harus Ada