OVO | Cerdas Finansial – Bisa dikatakan bahwa reksadana termasuk salah satu instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Namun, kamu tetap harus waspada karena risiko reksadana tetap bisa terjadi.
Risiko reksadana tidak bisa dianggap sepele. Meskipun aman karena dikelola oleh profesional seperti manajer investasi, dalam beberapa waktu bisa saja investasi reksadana milikmu bermasalah atau mengalami kerugian.
Baca Juga: OVO Invest – Keuntungan dan Cara Daftarnya
Untuk berjaga-jaga, berikut ini adalah risiko reksadana yang perlu kamu pahami dan sadari saat berinvestasi melalui reksadana.
Risiko-risiko reksadana
1. Risiko wanprestasi
Risiko reksadana yang pertama terbilang risiko yang cukup fatal dan sangat merugikan. Maksud dari risiko wanprestasi adalah ketika manajer investasi gagal bayar dalam memenuhi kewajibannya.
Adapun partner-partner manajer investasi yang terkait dengan dana investasi reksadana seperti pialang, bank kustodian, agen pembayaran hingga perusahaan asuransi yang mengasuransikan investasi kamu bisa menjadi faktor penyebab penurunan nilai aktiva bersih atau NAB reksadana.
Baca Juga: Keuntungan Reksadana dan Perhitungannya
Misalnya saja ada sebuah contoh kasus di mana Perusahaan A mengeluarkan surat utang atau obligasi yang dibeli oleh investor lain. Perusahaan A memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang tersebut disertai dengan bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian.
Akan tetapi, pada momen tertentu Perusahaan A mangkir dari kewajibannya untuk membayar kupon tersebut dan uang pokok yang belum terbayar. Karena kejadian seperti ini, maka akan berpengaruh besar terhadap kinerja reksadana yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
2. Risiko penurunan nilai
Besarnya keuntungan dan hasil atau harga investasi reksadana bisa dilihat dari nilai aktiva bersih per unit penyertaan.
Cara menghitungnya cukup mudah yakni total seluruh jumlah aset lalu dikurangi dengan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan.
Baca Juga: Apa Itu Investasi, Jenis, dan Manfaatnya
Beberapa biaya-biaya yang dimaksud bisa saja obligasi atau surat utang lainnya yang termasuk ke dalam portofolio reksadana tersebut. Hasil akhirnya akan dibagi sesuai dengan besaran unit.
Kamu bisa melihat harga reksadana setiap harinya, apakah hari ini harganya naik atau bahkan turun. Faktor utama penyebab fluktuasi reksadana karena perubahan harga aset di dalamnya dan juga risiko pasar.
Dari berbagai jenis reksadana, hanya reksadana saham yang memiliki risiko reksadana tinggi akibat nilai saham yang sering fluktuasi dalam jangka pendek.
Baca Juga: Jenis-Jenis Reksadana dan Keuntungannya
Sedangkan risiko reksadana terendah ada di jenis reksadana pasar uang yang portofolionya menggunakan deposito dan obligasi karena jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
3. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas pada investasi reksadana berkaitan erat dengan proses pencairan reksadana. Umumnya, sesuai peraturan bahwa manajer investasi memiliki kewajiban untuk membayarkan sejumlah dana kepada investor yang ingin melakukan pencairan reksadana atau redemption.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan Reksadana dan Saham?
Namun, bila yang terjadi adalah keterlambatan pembayaran akibat sulitnya manajer investasi mempersiapkan dana tersebut, maka risiko likuiditas sedang kamu hadapi.
Biasanya, saat hampir semua pemegang unit reksadana yang hendak menjual kembali unit-unit mereka yang bisa membuat manajer investasi kesulitan mempersiapkan dana tersebut.
4. Risiko ekonomi dan politik
Risiko reksadana yang terakhir ini berkaitan erat dengan situasi di luar faktor-faktor internal investasi reksadana. Hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi dan politik serta kebijakan-kebijakan lainnya yang berlaku di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga: Apa Itu Reksadana Syariah dan Keuntungannya
Misalnya saja saat pemerintah mengeluarkan peraturan dan kebijakan tertentu yang bisa mempengaruhi kinerja reksadana kita. Baik mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung sehingga menciptakan kerugian.
Risiko reksadana berdasarkan jenis-jenisnya
Meskipun begitu, risiko reksadana setiap jenis-jenis investasi reksadana akan berbeda-beda. Berikut ini penjabaran singkatnya.
1. Reksadana pasar uang
Jenis yang pertama ini terbilang memiliki risiko reksadana yang paling rendah. Pasalnya proses pencairannya yang mudah sehingga tepat untuk kamu yang ingin memiliki profil risiko yang bersifat konservatif. Perlu diingat bahwa minim risiko tentu minim keuntungan.
Baca Juga: Cara Investasi Reksadana Modal Kecil
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap memiliki risiko reksadana satu tingkat di atas reksadana pasar uang tetapi masih di bersifat konservatif. Tergantung strategi investasi yang digunakan dan besaran eksposur akan risiko wanprestasi.
3. Reksadana dana campuran
Sistem investasi pada jenis reksadana yang satu ini adalah kebijakan investasi pada tiga instrumen yakni investasi melalui saham, obligasi, dan pasar uang dengan besaran maksimal 79 persen untuk tiap-tiap instrumennya.
Baca Juga: Apa Itu Reksadana, Keuntungan, dan Risiko
Meskipun begitu, yang terjadi di lapangan adalah investasi pada saham cenderung lebih besar berpotensi risiko reksadana yang cukup tinggi.
4. Reksadana saham
Berinvestasi reksadana saham satu-satunya investasi reksadana yang memiliki risiko yang cukup tinggi di samping keuntungan yang maksimal.
Sebab, pergerakan saham setiap harinya yang fluktuatif. Apabila kamu menyukai investasi dengan profil risiko yang agresif, reksadana saham cocok untuk kamu.
Untuk mencegah terjadinya risiko reksadana, pastikan kamu membeli reksadana di tempat yang terpercaya, ya.
Baca Juga: Penjelasan Reksadana Pendapatan Tetap
Salah satunya adalah membeli reksadana di OVO | Invest.
OVO | Invest sudah mendapatkan izin dari OJK dan bekerjasama dengan Bareksa. Reksadana kamu akan aman dan dikelola oleh manajer investasi yang kompeten dan berpengalaman.
Beberapa produk reksadana yang bisa kamu pilih di OVO | Invest, antara lain MOBLI (reksadana pasar uang dari Manulife), SOBAT (reksadana pasar uang dari Syailendra Syariah), dan juga reksadana pendapatan tetap dari Bahana MES Syariah Fund Kelas O.
Baca Juga: Tips Investasi Reksadana untuk Pemula
Proses investasi juga cukup mudah dengan modal terjangkau mulai dari Rp10 Ribu dengan return hingga 8% per tahun.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi OVO | Invest atau klik link berikut ini.
Baca juga artikel lainnya di OVO Cerdas Finansial
< Jenis Investasi yang Tepat untuk Pemula
< Tips Aman Investasi Online untuk Pemula
< Perayaan Tahun Baru Aman saat Pandemi
< Ide Kado Natal Spesial untuk Keluarga
< Cara Belajar Reksadana Modal Rp10 Ribu
< Investasi Berlian, Apakah Menguntungkan?